Catatan Andi Surya
KENAPA Kabupaten Natuna layak menjadi provinsi khusus? Karena di perairan Natuna tersimpan cadangan minyak, gas, perikanan, pariwisata dan harta karun dari kapal-kapal kuno yang tenggelam. Sementara di darat bahan pertambangan pasir kuarsa, kaulin dan sebagainya.
Karena Natuna dikelilingi negara – negara Asean, yaitu : Singapura, Semenanjung Malaysia atau Malaysia Barat, Kamboja, Vietnam, Filipina, Brunei dan Malaysia Timur.
Karena Natuna rawan di caplok negara luar, khususnya negara China. Karena Natuna bisa menjadi mesin ekonomi baru Indonesia. Karena banyak lagi tidak bisa di tulis satu persatu alasannya.
Sama seperti Kota Batam, yang di kenal sebagai salah satu mesin uang Indonesia diperbatasan Malaysia dan Singapura. Yang dibangun Presiden BJ Habibie.
Kedepan, Natuna bakal mengalami hal serupa. Di kenal sebagai salah satu mesin uang Indonesia diperbatasan negara-negara Asean. Yang dibangun atas kejelian Presiden Joko Widodo.
Kelak, Jokowi -biasa disapa- akan tercatat dalam tinta emas, sebagai putra terbaik Indonesia yang mampu membuat mesin uang baru Indonesia di tengah – tengah negara Asean, hampir sama dengan BJ Habibie, membangun ekonomi Kota Batam.
Lalu, kenapa harus menjadi provinsi khusus? Agar saat pembentukan, tidak perlu lagi pemerintah pusat “hilir mudik” membaca undang-undang pemekaran, salah satu ganjalan jumlah penduduknya. Setelah Natuna menjadi sebuah provinsi khusus, sebut saja Provinsi Khusus Pulau Tujuh -sesuai sejarahnya-
Bagaimana soal jumlah kabupaten dan kotanya? Mudah tinggal bentuk Kabupaten Khusus Natuna Barat, Kabupaten Khusus Natuna Selatan, Kota Ranai dan Kabupaten Natuna yang sudah terbentuk.
Dengan terbentuk dua kabupaten khusus, satu Kabupaten Natuna dan satu Kota Ranai, otomatis Provinsi Khusus Pulau Tujuh memenuhi syarat disahkan. Apalagi jika Kabupaten Kepulauan Anambas dan Kecamatan Tembelan, Bintan, mau bergabung, Provinsi Khusus Pulau Tujuh semakin lengkap.***