
NATUNA, KABARTERKINI.co.id – Pembukaan jalan sepanjang 2 kilometer dengan lebar 6 meter, dari Dusun Sebayar, Kecamatan Bunguran Timur menuju Desa Selemam, Kecamatan Bunguran Timur Laut, membuat komunitas petani tempatan sangat bersyukur. Karena akses jalan penghubung itu, membuat mereka semakin semangat bercocok tanam.
“Hasil bincang-bincang bersama petani, kami sepakat menanam pohon buah-buahan, seperti semangka, mangga, nanas, jeruk hingga durian. Biar dusun ini, dikenal sebagai kawasan Argowisata Buah-Buahan,” papar Erdi, petani Dusun Sebayar saat ditemui di gubuknya, Selasa 2 Maret 2021.
Para petani dusunnya semakin semangat bercocok tanam, menurut pria setengah abad itu, tidak terlepas dari program kerja TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) ke 110 dilaksanakan Kodim 0318/Natuna, salah satu kegiatannya membuka akses jalan penghubung Dusun Sebayar menuju Desa Selemam.
“Sebelum dibuka jalannya, harga tanah pertanian di dusun ini hanya berkisar Rp6 juta perhektar. Tapi sejak dibuka, harganya naik berlipat-lipat hampir Rp25 juta perhektar,” ungkap Erdi sambil menambahkan, meski harga tanah mulai mahal, belum tentu ada yang mau jual.

Namun, mantan honorer salah satu instansi Pemerintahan Kabupaten Natuna itu berharap, pemerintah meneruskan program pembukaan jalan Dusun Sebayar menuju Desa Selemam, dengan meningkatkan menjadi hotmix. Sebab pembukaan jalan telah dirintis TNI Angkatan Darat ini, sangat disayangkan jika tetap tanah merah.
“Kalau pemerintah berkenan, tahun depan bisa dibangun hotmix. Sebab dusun ini kelak bakal menjadi lokasi Agrowisata Buah-Buahan. Sebab kami mulai menanam. Sepuluh petani mempunyai kebun disini sekitar 40 hektar,” papar Erdi.
Akhir bincang-bincang dengan awak media, tidak lupa Erdi mengucapkan terimakasih pada TNI AD melalui program kerja TMMD ke 110 dengan membuka jalan penghubung dari Dusun Sebayar menuju Desa Selemam. Dengan pembukaan jalan ini, dusunnya mulai ramai dikunjungi masyarakat, khususnya pemilik tanah.
“Saya sudah bertekad menjadi petani meninggalkan pekerjaan lama sebagai pegawai honorer salah satu instansi pemerintah. Belasan tahun saya sebagai pegawai honorer tidak menghasilkan. Kini beralih menjadi petani buah-buahan, semoga kerja saya berhasil, dapat membantu pangsa pasar buah-buahan lokal, terutama mensejahterakan keluarga,” pungkasnya. (*andi surya)