kabarterkini.co.id, NATUNA – Sejumlah kalangan menilai upaya pengembangan transportasi jalur laut berjalan baik di Natuna. Namun sebaliknya di sisi udara dinilai masih kurang maksimal. Erianto, warga Ranai mengemukakan, hingga saat ini rata-rata masyarakat Natuna masih kesulitan mengakses jalur transportasi udara.
Hal itu disebabkan jumlah penerbangan dinilai masih kurang, serta faktor ongkos tiket pesawat terlalu mahal. Ongkos penerbangan dari kabupaten perbatasan ini ke daerah terdekat, rata-rata seharga Rp1,2 juta ke atas.
“Kami bersyukur transportasi jalur laut berkembang baik, yang mana jumlah pelabuhan ditambah dan jumlah armada juga bertambah. Tinggal jalur udara ini, bagaimana pemerintah melakukan pengembangan ke depan. Ini belum kita ketahui,” kata Erianto, Kamis 14 November 2019.
Dengan begitu ia berharap bidang transportasi udara, bisa dimasukkan dalam rencana prioritas pemerintah daerah. Sehingga program konektifity ke Natuna dapat terealisasi secara optimal.
“Kami ingin masalah transportasi udara bisa masuk pada rencana kegiatan pemerintah daerah. Karena sisi udara ini tidak kalah penting bagi Natuna,” tutupnya.
Sekretris Dinas Perhubungan Natuna Romi Nofik mengaku setuju dengan usulan salah seorang masyarakat itu. Karena transportasi udara sangat diperlukan.
Mengingat moda transportasi udara merupakan satu layanan transportasi yang cepat dalam hal distribusi orang maupun barang. Sehingga untuk meningkatkan akselerasi pembangunan, transportasi udara ini sangat diperlukan.
“Ya kami setuju dengan usulan itu. Kami akan coba upayakan agar bisa masuk RPJPD Natuna. Mudah-mudahan ke depan keinginan ini segera bisa diwujudkan,” pungkasnya. (*andy surya)