Bom Kantor Al Jazeera dan AP di Gaza, Ketua Umum SMSI Kecam Tindakan Barbar Militer Israel

0
604
KETUA Umum SMSI Firdaus, kanan situasi pemboman di Gaza

JAKARTA, KABARTERKINI.co.id — Aksi pengeboman dilakukan Angkatan Bersenjata Israel dalam serangan Sabtu 15 Mei hingga Ahad 16 Mei 2021 terhadap bangunan Kantor Al Jazeera dan Associated Press (AP) di Gaza, Palestina, mendapat kecaman dari berbagai pihak, salah satu Serikat Media Siber Indonesia (SMSI).

Organisasi perusahaan media siber, beranggotakan 1225 pemilik media, berkantor pusat di Jakarta, Ibukota Republik Indonesia ini menilai tindakan militer Israel sebagai perbuatan barbar, seperti ketika manusia belum mengenal hukum dan aturan. Karena tidak pantas tentara Israel melakukan perbuatan barbar di zaman modern ini.

“Jangan biarkan tindakan barbar tentara Israel. Segera hentikan, mengebom sembarangan. Sampai kantor dan organisasi media pun di bom. Padahal media itu, harus dilindungi, sesuai hukum internasional,” kata Ketua Umum SMSI Firdaus didampingi sekretarisnya, M. Nasir melalui keterangan pers hari ini.

Sebagai pimpinan organisasi media online terbesar di Indonesia, sekali lagi Firdaus mengecam tindakan militer Israel yang menghancurkan Kantor Al Jazeera dan Associated Press. Apalagi bangunan disewa Al Jazeera menampung berbagai kantor berita di dalamnya.

“Kita melihat perang dilakukan Israel pada Palestina, seolah tidak berujung ini, akan banyak memakan korban jiwa manusia tidak berdosa. Jadi PBB harus turun tangan, hentikan peperangan itu,” kata pemilik Majalah Teras dan Group ini.

Data terakhir dari Kantor Berita Reuters, ada 149 jiwa warga Palestina jadi korban dan meninggal dunia, 41 diantaranya anak-anak yang mayoritas berada di wilayah Gaza. Israel sendiri baru melaporkan, 10 warganya jadi korban dan meninggal dunia, termasuk dua anak-anak.

Sementara, Dewan Keamanan PBB diagendakan akan menggelar pertemuan membahas situasi Israel dan Palestina. Pertemuan ini menjadi pertemuan ketiga DK PBB soal isu kedua negara. Sebelumnya, DK PBB sempat mengeluarkan resolusi atau pernyataan bersama terkait pertempuran Israel – Palestina pada Kamis lalu.

Namun, upaya ini mendapat pertentangan dari Amerika yang menganggap rancangan DK PBB “kontra-produktif”. Selain itu, Amerika ingin mengupayakan langkah diplomasi langsung ke Palestina dan Israel terlebih dahulu. Akhirnya disepakati rapat DK PBB digelar hari ini.

Mengingat, langkah diplomasi dilakukan Amerika sejak Jumat lalu, belum membuahkan hasil. Sebab, ketegangan antara Palestina dan Israel, yang terburuk sejak 2014 silam, tetap terus meningkat. Indikasi gencatan senjata belum tampak. Hal inilah yang nantinya akan dibahas DK PBB.

Tantangan ke depan dari apapun hasil rapat DK PBB soal de-eskalasi adalah milisi Palestina, Hamas. Mereka berperan besar dalam pertempuran dengan Israel. Kebanyakan negara, terutama negara Barat, tidak memiliki kontak dengan organisasi itu. Sedangkan Presiden Palestina Mahmoud Abbas, tidak punya pengaruh besar ke Hamas. (*sonang)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here