
NATUNA, KABARTERKINI.co.id – Suasana di sekitar Gedung Museum Natuna, kawasan Masjid Agung Natuna, Komplek Natuna Gerbang Utaraku, Kecamatan Bunguran Timur, Ranai, Sabtu 30 Agustus 2025, tampak lengang. Pintu masuk gerbang Museum Natuna terkunci, ketika sejumlah awak media mencoba mengunjunginya.
Sementara sejumlah awak media berkunjung, karena ingin memastikan, kabar mengenai dugaan hilangnya sebagian tiang pancang beton eks atau sisa proyek pembangunan Museum Natuna pada 2021 silam. Eks tiang pancang, menurut sumber awak media, sekitar dua ratusan jumlahnya.
“Saya sendiri ikut menumpuk tiang beton sisa pembangunan Museum Natuna,” kata sumber. “Seingat saya ada dua tumpuk tiangnya di belakang Museum Natuna, dengan harga satu tiang sekitar Rp2 jutaan.”
Kepala Bidang Kebudayaan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Natuna Hadisun saat dikonfirmasi dari ponsel milik penjaga Museum Natuna tidak memperbolehkan wartawan masuk untuk meninjau lokasi. Sebab hari Sabtu, Museum tidak beroperasi alias libur.
“Dapat informasi dari mana tiang betonnya hilang, itu fitnah,” kata Hadisun. “Jadi tiang beton milik Museum Natuna tidak ada yang hilang, apalagi tiangnya cukup berat, enam orang pun tidak bisa di angkat.”
Pernyataan tersebut justru menimbulkan tanda tanya baru, jika benar tidak ada yang hilang, mengapa akses untuk memverifikasi keadaan di lapangan ditutup rapat? Apalagi tiang beton sisa pembangunan Museum Natuna, dinilai merupakan aset daerah. Sehingga pemusnahaan atau pemindahtanganan harus sesuai undang-undang berlaku.
Ada Tiang Beton Sisa di Belakang Museum Natuna

Ada tiang beton sisa di halaman belakang Museum Natuna, kawasan Masjid Agung Natuna, Komplek Natuna Gerbang Utaraku. Dari hasil publikasi KABARTERKINI.co.id, Ahad pagi 1 Agustus 2021 silam, tiang beton sisa jumlahnya cukup fantastis, sekitar ratusan. Belum diketahui pasti, kenapa tiang beton sisa itu, diletakan di belakang Museum Natuna?
Museum Natuna, berita sebelumnya, sesuai data LPSE Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Republik Indonesia dibangun pada 2019. Yang menghabiskan dana APBN sekitar Rp15 miliar, dengan pagu dana Rp18 miliar. Pemenang proyek, PT Bumalindo Prima Abadi.
Meskipun pembangunan proyek itu, telah selesai dua tahun silam, belum menjadi aset Pemerintah Kabupaten Natuna. Dengan belum menjadi aset pemerintah kabupaten kepulauan perbatasan ini, otomatis Museum Natuna itu, belum dioperasikan.
Hasil pantauan KABARTERKINI.co.id, Kamis 29 Juli 2021, diseluruh lokasi taman dari pintu masuk hingga belakang bangunan museum mulai ditumbuhi ilalang dan sebagian semak belukar. Mesin genset besar di belakang kanan bangunan, nampak terbengkalai, karena tidak pernah dibersihkan.
Sejumlah kipas pendingin ruangan (AC) tertempel di dinding belakang bangunan, perlahan tapi pasti akan rusak, sebab tidak pernah dioperasikan. Cepat atau lambat, bangunan itu akan menjadi rumah “hantu”. Karena tiap malam tanpa pencahayaan.
Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Natuna Hardinansyah saat itu pihaknya sebagai pengguna, mengaku, Museum Natuna belum menjadi aset daerah. Karena pembangunan museum masih akan berlanjut pada tahun ini.
“Pembangunan museum dari anggaran Kemendikbud pada 2019. Bangunan luar telah selesai, hanya tinggal interior atau tata pamer akan dilanjutkan pada 2021,” kata Hardinansyah dihubungi KABARTERKINI.co.id via ponsel, Rabu 28 Juli 2021.
Karena akan dilanjutkan pembangunannya pada 2021, sambung mantan Kepala Bappeda Natuna itu, maka belum diserah terima kepada Pemerintah Kabupaten Natuna. Jadi pihaknya menunggu kelanjutan pembangunannya.
“Saya dengar kabar yang menjadi kendala belum tayang lelang, sejumlah pejabat berkompeten dalam pembangunannya positif Covid-19. Lalu, ada anggaran Kemendikbud di recofusing akibat pandemi Covid-19,” terang Hardinansyah. (*andi surya)
Update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari KABARTERKINI.co.id. Ayo bergabung di Facebook dan Instagram KABARTERKINI.co.id, atau klik link https://www.kabarterkini.co.id










