BATAM, KABARTERKINI.co.id -Badan Pengusahaan (BP) Batam menegaskan, pemilihan mitra kerjasama Terminal Ferry Internasional Batam Center telah dilakukan secara transparan. Hal itu ditegaskan Kepala Pusat Perencanaan Program Strategis BP Batam Fesly Abadi Paranoan saat ditemui di kawasan Batam Center, Senin 20 Mei 2024.
Fesly menyayangkan adanya kecurigaan rekayasa anggaran dan pemenang lelang yang disampaikan Ketua Corruption Investigation Committee (CIC) R Bambang S beberapa waktu lalu.
“Sebelumnya, kita telah mengumumkan melalui media nasional dan media lokal. Setelah pengumuman itu, kita memberikan waktu pendaftaran selama satu minggu,” ujarnya.
Pihaknya, menurut Fesly, terpaksa melaksanakan sesi prakualifikasi ulang pemilihan Calon Mitra Kerja. Sebab, selama proses pendaftaran, terdapat kurang dari 3 peserta yang memasukkan dokumen kualifikasi. Sehingga sesi prakualifikasi harus dilakukan ulang.
“Jadi sebenarnya ini justru menjadi kesempatan kepada perusahaan-perusahaan lainnya supaya bisa mengikuti proses tender. Jadi semua dilakukan dengan transparan,” katanya.
Begitu juga dengan pengembalian modalnya. Pengembalian modal itu tentunya sudah dilakukan kajian atau feasibility study. Secara bisnis, dengan investasi yang mencapai Rp3,4 triliun tentunya sangat memungkinkan untuk pengembalian modal.
Sebab, investasi Rp3,4 triliun itu akan meliputi pembangunan gedung baru yang kapasitasnya lebih luas, pengoperasian dan pengembangan Terminal Ferry Internasional Batam Center. Tidak hanya itu, nilai investasi juga akan meliputi area komersial.
Dari luas 2,9 hektare existing saat ini, nantinya akan diperluas hingga kurang lebih 24 hektare. Dalam area pelabuhan, juga terdapat area komersil seperti hotel hingga mal. Termasuk kegiatan reklamasi yang akan dilakukan kedepannya.
“Kalau hitungan pengembalian modal Rp500 miliar, jika pelabuhannya seperti yang sekarang ini. Tapi nanti kita akan membuat terminal yang baru, kapasitasnya lebih besar. Kalau sekarang sudah over kapasitas, jadi butuh bangunan lebih besar lagi kapasitasnya dan lebih modern,” jelas Ferly.
Dalam kerjasama pembangunan, sambungnya, pengoperasian hingga pengembangan Terminal Ferry Internasional Batam Center ini sepenuhnya berasal dari pemenang tender. Sehingga, adanya fee 20 persen seperti disampaikan, Fesly membantahnya.
“Saya tegaskan, semestinya tidak ada tuduhan seperti itu. Aneh kalau adanya fee, sementara ini skemanya investasi. Dana pembangunannya berasal dari pemenang tender. Jadi sepenuhnya dari investor dan bukan dari pemerintah,” tutupnya. (*ifan)
Update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari KABARTERKINI.co.id. Ayo bergabung di Facebook dan Instagram KABARTERKINI.co.id, atau klik link https://www.kabarterkini.co.id