Pilih Pemimpin, Kepentingan Negeri Bukan Pribadi

0
488
KANTOR Bupati Natuna, Jalan Batu Sisir, Bukit Arai, Ranai (dok. istimewa)

Catatan: Andi Surya

TERKADANG segelintir orang bertanya, “Kita dapat apa, ketika memilih atau mendukung pasangan calon pemimpin.” Seolah-olah pemimpin dipilih ketika menang harus memikirkan nasibnya atau kehidupannya. Padahal pemimpin dipilih itu, bukan milik pribadi melainkan milik masyarakat suatu daerah atau suatu negeri.

Jadi ketika sang calon pemimpin menang, mereka harus memikirkan nasib masyarakat negerinya, bukan hanya satu atau dua orang. Lalu, bagaimana nasib tim sukses, sama-sama berjuang dengan sang calon pemimpin?

Tim sukses yang baik, ketika sang pemimpin itu terpilih tidak bakal merongrong atau ikut campur dalam pemerintahan. Apalagi sang pemimpin punya segudang pengalaman birokrasi tidak akan mau diatur, sebab ia mempunyai kemampuan.

Hanya kedekatan emosional antara tim sukses dengan sang pemimpin, tidak bisa terpisahkan. Mengingat mereka telah terbiasa bermusyawarah, ngopi bersama dan lainnya. Sekali lagi, soal kebijakan di pemerintahan, selama penulis ikut memantau kontestasi, sang pemimpin punya pengalaman birokrasi tidak mau di intervensi.

Sedangkan penulis sama dengan pemilih lain yang tidak masuk dalam struktur tim sukses, hanya sebagai pemilih atau pendukung, wajar tidak dekat secara emosional dengan sang pemimpin. Namun sang pemimpin terpilih diharap selalu membuat kebijakan demi kepentingan masyarakat dan daerah.

Kebijakan ini, seperti membangun infrastruktur daerah, peningkatan Sumber Daya Manusia atau SDM generasi muda, misalnya sekolah gratis hingga kuliah gratis, siap turun kelapangan ketika masyarakatnya tertimpa musibah bencana alam dan lainnya.

Sang pemimpin dipilih harus memahami karakteristik masyarakat serta geografis suatu daerah. Contoh, geografis Kabupaten Natuna, antara satu kecamatan dengan kecamatan lain, terpisah lautan. Otomatis tetap memerlukan pemimpin tangguh. Sebab ketika bukan pemimpin tangguh, atau biasa digelar Anak Pulau, jelas tidak akan mampu membuat rasa keadilan bagi sebagian masyarakatnya.

Sebagai anak kepulauan, dari Tanjungpinang, Ibukota Provinsi Kepri, termasuk Anak Pulau, belasan tahun tinggal di Natuna, penulis mengakui terkadang tidak sanggup ikut kunjungan kerja Bupati dan Wakil Bupati Natuna ke sejumlah kecamatan terpisah lautan. Karena sering menghadapi gelombang tinggi dan angin kencang yang datang secara tiba-tiba.

Coba Anda bayangkan, seandai pemimpin terpilih Natuna bukan orang-orang tangguh, setiap kunjungan kerja ke sejumlah kecamatan, bakal mabuk laut. Otomatis sang pemimpin akan menyusahkan masyarakat yang dikunjunginya. Yang paling miris, hasil dari kunjungan kerja itu, bukan menyapa atau menyerap aspirasi masyarakat, melainkan mencari obat anti mabuk laut.

Contoh lain, saat terjadi tragedi longsor Serasan pada Senin pagi 6 Maret 2023 lalu. Dalam suasana laut kurang bersahabat, malamnya kedua pemimpin Natuna, tetap berangkat menggunakan MV Indra Perkasa159 ke kecamatan yang dapat ditempuh sekitar lima atau enam jam melintasi lautan luas, dahulu masuk kawasan Laut China Selatan.

Dengan kehadiran kedua pemimpin Natuna, sedikit membuat tenang masyarakat tertimpa bencana, yang kehilangan harta benda hingga nyawa keluarga. Tidak hanya membuat tenang, kedua pemimpin Natuna itu pun, mampu memulihkan ekonomi masyarakat, karena lobi mereka ke Kementerian, perlahan tapi pasti terbangun pemukiman baru, dan infrastruktur jalan serta jembatan.

Dengan sekelumit cerita tragedi ini, sebenarnya banyak cerita lain tentang beratnya menjadi pemimpin di kabupaten kepulauan. Jadi hendaknya menjadi bahan renungan bagi masyarakat Natuna. Apalagi tidak lama lagi, Pemilihan Kepala Daerah atau Pilkada memperebutkan kursi Bupati dan Wakil Bupati Natuna 2025-2030.

Sebaiknya pilih pemimpin yang benar-benar tangguh dan sanggup berlayar menghadapi gelombang tinggi dan angin kencang. Istilah Anak Pulau tidak bisa dihilangkan. Karena mereka yang mampu menghadapi cuaca ekstrem di tengah lautan. Jika bicara ekonomi, sepuluh tahun ini, secara nasional mengalaminya. Namun Natuna termasuk kabupaten masih beruntung. Meskipun ekonomi nasional mengalami penurunan, laut Natuna selalu melindungi dengan limpahan perikanan yang diberikan Tuhan Maha Esa. ****

Update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari KABARTERKINI.co.id. Ayo bergabung di Facebook dan Instagram KABARTERKINI.co.id, atau klik link https://www.kabarterkini.co.id

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini