Usul Natuna Geopark Unesco, Kadisparbud: Kami Perlu Dukungan SKK Migas dan KKKS

0
750
KADISPARBUD Natuna Hardinansyah

SETELAH Natuna ditetapkan sebagai Geopark Nasional, Bupati Natuna Abdul Hamid Rizal melalui Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Kadisparbud) Natuna Hardinansyah ingin meningkatkan statusnya menjadi Geopark Unesco. Keinginan itu, disampaikan Hardinansyah saat acara Webinar, dengan SKK Migas atau Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi, bersama Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS), yaitu Medco E&P Natuna Ltd dan Premier Oil Natuna Sea BV serta puluhan awak media Natuna, Kamis 6 Agustus kemarin.

“Natuna ditetapkan sebagai Geopark atau Taman Bumi Nasional pada November 2018 lalu,” ungkap pejabat senior di Natuna itu. “Kita telah usul, agar Natuna ditetapkan sebagai Unesco Global Geopark, atau Geopark Dunia.”

Sementara, sambung Hardinansyah, ada delapan Geosite di Natuna di tetapkan sebagai Geopark Nasional, yaitu Pulau Akar, Batu Kasah, Gunung Ranai, Pantai dan Gua Kamak, Pulau Senua, Pulau Setanau, Senubing serta Tanjung Datuk.

“Kami berharap pada 2021, Natuna ditetapkan sebagai Geopark Unesco,” doanya. “Kalau bisa seluruh Geosite Natuna, ditetapkan sebagai Taman Bumi Dunia,” kata Hardinansyah lagi, saat di wawancara kembali secara khusus wartawan kabarterkini.co.id Andy Surya di Kantor Kadisparbud Natuna, Komplek Natuna Gerbang Utaraku, Ranai, Senin pagi 24 Agustus 2020.

Kapan Natuna ditetapkan sebagai Geopark Nasional?

Dua tahun lalu, atau tepatnya November 2018. Jadi kita berharap, bisa ditingkatkan statusnya menjadi Geopark Dunia.

Ketika ditetapkan sebagai Geopark Nasional maupun Dunia, apa manfaat bagi masyarakat dan pendapatan daerah?

Jelas multiplier effeck, atau dampak ganda bagi perekonomian masyarakat dan pendapatan daerah. Sebab sebagai destinasi wisata, kehadiran wisatawan memerlukan penginapan, makan, transportasi bahkan hiburan.

Banyak sekali perputaran uang dalam kawasan wisata. Jadi kita harus memanfaatkan sebagai sarana meningkatkan perekonomian masyarakat dan pendapatan daerah.

Sejak ditetapkan sebagai Geopark Nasional dua tahun lalu, hingga kini belum tampak multiplier effeck bagi perekonomian masyarakat dan pendapatan daerah?

Berbicara wisata tidak bisa membalikan telapak tangan. Perlu anggaran besar dan perjuangan panjang. Apalagi Natuna ditetapkan sebagai Geopark Nasional, akhir 2018. Tandanya baru setahun lebih.

Lalu muncul bencana dunia, dengan kehadiran virus corona atau Covid-19, akhir 2019 hingga kini. Akibatnya semua lini perekonomian dunia terganggu, salah satu sektor pariwisata, termasuk destinasi wisata Natuna.

Tapi kita tidak boleh putus asa. Harus terus berjuang agar pariwisata Natuna dapat menjadi salah satu sektor unggulan dalam meningkatkan perekonomian masyarakat dan pendapatan daerah kedepan.

Natuna kaya migas dan perikanan, cukup dua sektor itu, ditingkatkan?

Saya tidak bisa berbicara terlalu dalam dua sektor itu. Bukan wewenang Dinas Pariwisata. Yang jelas semua harus sejalan, dan saling mendukung, sesuai instruksi Presiden Joko Widodo mempercepat pembangunan kabupaten perbatasan ini, dari sektor pariwisata, perikanan, migas, lingkungan hidup, pertahanan dan keamanan.

Pantas SKK Migas dan KKKS, yaitu Medco E&P Natuna Ltd dan Premier Oil Natuna Sea BV sangat peduli wisata Natuna?

Ya, dengan kepedulian SKK Migas dan KKKS, kita sangat terbantu. Mereka turut membangun sarana prasarana tempat wisata Natuna, seperti di Pantai Piwang, semula bernama Pantai Kencana Ranai, melalui dana CSR.

Di Pantai Piwang, mereka membangun Tempat Bermain, Joging Track dan penerangan tenaga surya. Sehingga pantai rutin dikunjungi masyarakat ibukota kabupaten perbatasan ini, semakin bagus.

Tapi kita jangan lupa, pantai indah itu, turut di bangun pemerintah pusat, melalui Kementeriannya, seperti taman, lapangan olahraga dan lainnya. Kini Pantai Piwang, semula hanya berupa tanah timbun, kini sebagai tempat terindah di ibukota kabupaten.

Geopark Natuna, apa telah dibangun SKK Migas dan KKKS?

Dukungan terhadap Geopark Natuna, industri hulu migas itu telah membangun landmark, papan plang, melakukan sosialisasi Geopark, pengembangan fasilitas umum, rambu-rambu dan brosur.

Ada berapa tempat di Natuna ditetapkan sebagai Geopark Nasional?

Ada delapan Geosite, ditetapkan sebagai Geopark Nasional, yakni Geosite Tanjung Datuk, lokasi Desa Teluk Buton, Kecamatan Bunguran Utara, mempunyai bebatuan Sedimen Fluvial, berusia sekitar 38 hingga 5,1 juta tahun. Geosite Pantai dan Gua Kamak, lokasi Desa Pengadah, Kecamatan Bunguran Timur Laut, mempunyai bebatuan Sendimen Fluvial, berusia sekitar 38 hingga 5,1 juta tahun.

Geosite Pulau Senua, lokasi Desa Sepempang, Kecamatan Bunguran Timur, mempunyai bebatuan Sendimen Laut Dalam, berusia sekitar 163 hingga 88,5 juta tahun. Geosite Senubing, lokasi Kelurahan Ranai, Kecamatan Bunguran Timur, mempunyai bebatuan Granit, berusia sekitar 125 hingga 66 juta tahun.

Geosite Gunung Ranai, lokasi Desa Cemaga Tengah, Kecamatan Bunguran Selatan, mempunyai bebatuan Granit, berusia sekitar 125 hingga 66 juta tahun. Geosite Batu Kasah, lokasi Desa Cemaga Tengah, Kecamatan Bunguran Tengah, bebatuan Granit, berusia sekitar 125 hingga 66 juta tahun.

Geosite Pulau Akar, lokasi Desa Cemaga, Kecamatan Bunguran Selatan, bebatuan Lava Basalt, berusia sekitar 188 hingga 144 juta tahun. Geosite Pulau Setanau, lokasi Desa Sabang Mawang, Kecamatan Pulau Tiga, bebatuan Peridotit, berusia sekitar 188 hingga 144 juta tahun.

Dilihat masih banyak Geosite di Natuna bisa ditetapkan sebagai Geopark Nasional atau Dunia?

Benar. Oleh sebab itu, kami berharap seluruh Geosite di Natuna ditetapkan sebagai Geopark Dunia. Dalam Webinar kemarin, sempat saya minta dukungan SKK Migas dan KKKS. Karena industri hulu migas itu, perusahaan skala dunia. Jelas mempunyai pengaruh membantu Natuna menjadi Geopark Unesco. ****

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini