
NATUNA, KABARTERKINI.co.id – Hendra Teropong -biasa disapa- sebulan terakhir sangat sibuk. Wartawan senior kabupaten perbatasan itu, sibuk karena sejumlah rekan-rekannya ingin pesan batu akik, biasa menjadi bahan koleksinya.
Padahal booming batu akik telah lama berlalu. Namun bagi Hendra bersama rekan-rekannya, batu alam bermacam warna itu, tetap abadi dan tidak akan pernah hilang ditelan waktu.
“Kami punya Grup WhatsApp bagi pecinta batu akik dan batu mulia. Jumlah anggota cukup ramai. Dalam grup, kami selalu menshare batu koleksi, baru dibeli atau diperoleh,” ujar Hendra pada KABARTERKINI.co.id di Kedai Kopi Ayong, Kota Ranai, Ibukota Kabupaten Natuna, Ahad 11 Juli 2021.
Terkadang, sambungnya, terjadi tukar menukar atau transaksi batu akik atau batu mulia antar anggota Grup WhatsApp. Trend semakin terlihat, batu bermacam warna dan sangat indah dipakai menghiasi cincin ini, akan booming kembali.
“Trend batu akik atau batu mulia tidak secepat beberapa tahun lalu. Tapi biasanya cepat naik, akan cepat turun. Tahun ini memang lambat booming, biasanya cukup lama bertahan,” kata Hendra.
Sementara, batu akik masuk dalam kategori bebatuan setengah mulia. Tingkat kekerasannya kurang dari 7 mohs. Berbeda dengan batu mulia, batu akik terbentuk ketika cairan magma panas semakin mendingin karena semakin dekat permukaan bumi.
Cairan ini seketika mengisi rekahan dan pori-pori bebatuan dilewatinya atau mengisi fosil kayu sehingga membatu. Jadi ada batu akik memiliki unsur kayu di dalamnya. Dikutip dari berbagai sumber, batu akik dapat ditemui hampir di seluruh wilayah Indonesia. (*iwan)