Pasien Covid19 Bukan Aib, Jubir Satgas: Jangan Kucilkan Mereka

0
426

Kabarterkini.co.id, Aceh Utara – Pemerintah Kabupaten Aceh Utara meminta masyarakat tidak mengucilkan seseorang tertular atau terpapar virus corona atau Covid19. Sebab, tertular penyakit bukan keinginan atau kemauannya, akan tetapi di luar kesadaran atau kendali.

Jadi, siapapun bisa berpotensi tertular Covid19. Yang berada di lingkungan manapun. Bekerja atau berprofesi sebagai apapun, dan entah pernah bepergian ke luar daerah atau tidak. Karena Covid19, virus tidak kasat mata. Siapapun berpotensi terpapar.

“Kami minta masyarakat, jangan pernah mengucilkan orang tertular,” demikian disampaikan Bupati Aceh Utara Muhammad Thaib melalui Juru Bicara Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan Wabah Covid-19 Kabupaten Aceh Utara Andree Prayuda, Kamis 9 April 2020.

Sehingga, pihaknya mengajak masyarakat memberi semangat atau dorongan dan motivasi bagi mereka diduga tertular Covid19, baik berstatus ODP, PDP maupun positif terkonfirmasi Covid19.

Dengan adanya perhatian dan dorongan semangat dari semua elemen masyarakat, diharapkan mereka bisa tersugesti menjalani hidup lebih baik, dapat membangkitkan imunitas tubuh melawan Covid19.

Namun jika mereka dikucilkan, efeknya bukan cuma buruk terhadap ODP atau PDP, akan tetapi semakin memburuk realitas sosial dalam kehidupan bermasyarakat. Apalagi dalam masyarakat Aceh sangat menjunjung tinggi esensi silaturahmi sebagai perekat ukhwah Islamiyah dan nilai-nilai kearifan lokal telah membumi sejak zaman dahulu.

“Untuk itu, sekali lagi kami mengajak masyarakat tidak mengucilkan ODP, PDP maupun mereka positif Covid19. Apalagi jika orang tersebut telah mengkarantina diri, baik mandiri maupun dari pemerintah,” pinta Andree.

Terkait adanya informasi tersebar di tengah masyarakat yang menyebutkan salah seorang paramedis RSUD Cut Meutia positif terpapar Covid-19, Andree mengatakan hal itu belum bisa dipastikan. Jika belum ada hasil pemeriksaan laboratorium tidak bisa memvonis seseorang positif atau negatif karena belum akurat 100 persen.

Hasil akurat, harus diambil spesimen sampel swab untuk diperiksa ke Laboratorium Balitbangkes Jakarta. “Itu SOP-nya sudah kita lakukan, diambil swab pada paramedis tersebut. Telah kita kirim ke Balitbangkes. Untuk itu, mari kita tunggu hasil Lab, apakah positif atau negatif. Untuk saat ini jangan kucilkan, dan jangan vonis apapun terhadap seseorang hanya berdasarkan hasil belum jelas kepastiannya,” kata Andree.

Begitupun, sambungnya, Tim Gugus Tugas Aceh Utara tetap memberlakukan SOP protokol kesehatan terhadap paramedis bersangkutan. Yakni dengan memberlakukan karantina mandiri, dan telah dibebastugaskan sementara dari pekerjaan di RSUD Cut Meutia. Ini dilakukan, terutama agar bersangkutan bisa istirahat lebih banyak, dan tidak melakukan kontak dengan orang lain selama masa karantina.

“Saat ini kondisi bersangkutan sehat-sehat saja. Tidak ada gejala sakit apapun. Tidak ada gejala Covid19. Yang bersangkutan tidak pernah bepergian keluar daerah. Juga tidak pernah kontak dengan orang positif. Makanya kita lakukan karantina mandiri. Mudah-mudahan hasil Lab-nya negatif, sehingga bersangkutan bisa kembali beraktivitas seperti biasa,” ungkap Andree.(*fadhil)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here