STS Crane Beroperasi, Waktu Sandar Kapal di Pelabuhan Batu Ampar Turun 50 Persen

0
669
SUASANA Pelabuhan Batu Ampar, Kota Batam (dok. istimewa)

BATAM, KABARTERKINI.co.id – Waktu sandar kapal di Terminal Peti Kemas (TPK) Batu Ampar telah turun drastis. Sebelumnya, membongkar 100-600 box kontainer dari kapal membutuhkan waktu 48 hingga 52 jam. Kini hanya 9 sampai 22 jam, alias tidak sampai satu hari.

Semakin singkatnya waktu sandar kapal di pelabuhan, otomatis mengurangi biaya logistik. Sebab semua tahu, setiap menit, atau bahkan detik dalam aktivitas kemaritiman, apalagi jika sudah waktunya membongkar atau memuat barang, ibarat argo di mobil taksi. Semakin lama, tentunya biaya dikeluarkan akan semakin membengkak.

Turunnya waktu sandar kapal di TPK Batu Ampar ini tak terlepas dari keputusan Kepala BP Batam Muhammad Rudi. Yang mendatangkan crane modern, Ship to Shore (STS). Crane pertama di TPK Batu Ampar sejak April 2023 lalu. Untuk menggantikan crane manual yang konvensional. Masih harus ada orang yang naik ke kontainer untuk memasang tali di empat sudutnya.

“Teknologi saat ini sudah cukup canggih. Kita pesan crane modern ini tidak lain, karena ingin memenuhi kebutuhan Kota Batam dengan teknologi terkini. Kota Batam tidak boleh ketinggalan dari negara lain,” tegas Muhammad Rudi beberapa waktu lalu.

Direktur Badan Usaha Pelabuhan, Dendi Gustinandar mengatakan, sejak dioperasikan pada awal September hingga akhir Septermber 2023, STS Crane telah dapat mengakomodir 15 persen dari total volume kegiatan bongkar muat di TPK Batu Ampar.

Ia optimis pemanfaatan STS Crane untuk kegiatan bongkar muat di Terminal Umum Batu Ampar dapat terus meningkat seiring dengan efektivitas layanan diberikan.

“Kita terus mengevaluasi pengoperasian STS Crane di Terminal Umum Batu Ampar,” kata Dendi sambil menegaskan, Batam harus mengambil potensi international transhipment port yang saat ini masih didominasi pelabuhan di Singapura (32.3 Juta TEUs), Busan (12.2 Juta TEUs), Tanjung Pelepas (10.6 Juta TEUs), dan Port Klang (8.4 Juta TEUs).

Tiga dari pelabuhan transhipment dunia tersebut, memiliki kesamaan dengan Batam, yakni sama-sama berada di jalur tersibuk di dunia, Selat Malaka yang dilintasi 90.000 kapal per tahunnya.

Untuk itu, dibutuhkan dukungan dari semua pihak dalam mewujudkan Batam sebagai hub logistik internasional dapat tercapai. Sebab, jika TPK Batu Ampar dikembangkan dengan lebih baik, akan berdampak pada perekonomian Batam dan Indonesia secara umum.

“Kita berharap kawasan Industri di Batam dapat terus berkembang. Dengan terbukanya pintu-pintu perdagangan dunia secara langsung,” ujar Dendi mengakhiri. (*ifan)

Update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari KABARTERKINI.co.id. Ayo bergabung di Facebook dan Instagram KABARTERKINI.co.id, atau klik link https://www.kabarterkini.co.id

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini