
BENGKULU SELATAN, KABARTERKINI.co.id – Pemerintah Kabupaten Bengkulu Selatan terus menunjukkan komitmen dalam menurunkan angka stunting di wilayahnya. Sepanjang 2025, berbagai program telah dijalankan secara terintegrasi melalui sinergi lintas sektor, dengan mengacu pada strategi nasional percepatan penurunan stunting.
Salah satu langkah strategis adalah penetapan 10 wilayah lokus prioritas penanganan stunting 2025. Lokasi ini terdiri dari 9 desa dan 1 kelurahan yang tersebar di 5 kecamatan, yakni Seginim, Air Nipis, Pino Raya, Ulu Manna, dan Kota Manna. Wilayah tersebut ditetapkan berdasarkan data kasus stunting aktif dan kerentanan gizi masyarakat.
“Kita harus memastikan semua intervensi dilakukan tepat sasaran. Mulai dari pendampingan keluarga, perbaikan sanitasi, hingga pemberian makanan tambahan bagi balita,” ujar Sekretaris Daerah (Sekda) Bengkulu Selatan Sukarni saat membuka kegiatan Diseminasi Audit Kasus Stunting, Jumat 13 Juni 2025.
Pemerintah daerah juga, sambungnya, aktif melaksanakan publikasi data stunting dan audit kasus spesifik. Untuk memastikan adanya akuntabilitas dan transparansi dalam pengambilan keputusan berbasis data. Audit ini turut melibatkan lintas profesi, seperti tenaga medis, petugas gizi, perwakilan OPD, dan tokoh masyarakat.
Program Posyandu Terintegrasi juga digalakkan, salah satunya di Desa Tumbuk Tebing, yang secara rutin menyelenggarakan penimbangan balita, penyuluhan gizi, serta pelayanan kesehatan ibu dan anak. Kegiatan ini merupakan bentuk nyata intervensi langsung di tingkat desa.
Sementara itu, Wakil Bupati Bengkulu Selatan, Rifa’i Tajuddin, dalam Rapat Koordinasi Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS), menegaskan target “Zero Stunting” pada 2025.
“Kami ingin Bengkulu Selatan menjadi contoh daerah yang berhasil menurunkan stunting. Untuk itu, semua pihak harus bersinergi, dari tingkat kabupaten hingga desa,” kata Rifai.
Dalam upaya tersebut, menurutnya, Pemkab Bengkulu Selatan menerapkan 8 Aksi Konvergensi Penurunan Stunting, yang meliputi analisis situasi, perencanaan kegiatan, rembuk stunting, pembinaan kader, manajemen data, pengukuran dan publikasi, serta evaluasi tahunan.
Program ini turut mendapat dukungan dari berbagai elemen masyarakat, organisasi perempuan, tenaga kesehatan, dan lembaga pendidikan yang tergabung dalam Gerakan Bersama Cegah Stunting.
“Dengan kerja keras dan sinergi bersama, saya berharap dapat mencapai tujuan besar, yaitu anak-anak tumbuh sehat, cerdas dan bebas dari stunting,” kata Rifai mengakhiri. (*tajarman/adv)
Update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari KABARTERKINI.co.id. Ayo bergabung di Facebook dan Instagram KABARTERKINI.co.id, atau klik link https://www.kabarterkini.co.id