
NATUNA, KABARTERKINI.co.id – Bupati Natuna Wan Siswandi berharap kedepan pendapatan asli daerah atau PAD harus ditingkatkan, agar terlepas dari ketergantungan dana transferan pusat. Karena daerah tergantung dana transferan pusat sulit berkembang, sebab jika terjadi tunda salur, otomatis pergerakan roda pembangunan daerah akan terganggu.
“Tahun depan, pabrik pengalengan ikan akan segera dibangun di Selat Lampa. Sementara pihak investor mengoperasikan Sentra Kelautan dan Perikanan Terpadu (SKPT) Selat Lampa, sebagai lokasi penampungan ikan dari tangkapan kapal nelayan WP 711,” sambutan Wan Sis dalam acara pengukuhan Kepengurusan Persatuan Jurnalis Natuna (PJN) Masa Bakti 2022-2025 di Rumah Makan Sisi Basisir, Ranai, Rabu 7 September kemarin.
Sedangkan investor akan investasi serta membangun Pabrik Pengalengan Ikan di SKPT Selat Lampa adalah PT Wira Putra Bahari. Perusahaan itu telah menggelar rapat koordinasi dengan Bupati Natuna Wan Siswandi dan jajarannya.
“Kita berencana mengoperasikan pabrik sebelum masuk Musim Utara. Sebab kami memastikan stok ikan cukup melimpah di Natuna,” kata Direktur Utama PT Wira Putra Bahari Jamil Abdul Rozaq usai rakor pada sejumlah awak media di depan ruang rapat Kantor Bupati Natuna, Jalan Batu Sisir, Ranai, Selasa 23 Agustus lalu.
Apalagi, sambung Jamil, pembeli produk perikanan diluar daerah telah menunggu. Sehingga perusahaannya harus bergerak cepat, agar tidak mengecewakan para pembeli.
“Sebanyak 100 kapal dari Paguyuban Juwana dan Pantura beroperasi di WP 711 akan mendaratkan ikan di SKPT Selat Lampa. Karena gudang pendingin atau cold storage di SKPT terbatas, tahap awal 4 atau 5 kapal ikan akan sandar mensuplai pasokan,” ungkap Jamil.
Kedepan, menurut Jamil, perusahaannya berencana membangunan cold storage berkapasitas 3.000 ton. Agar pasokan ikan dari kapal ikan beroperasi di Laut Natuna Utara dapat ditampung perusahaannya dengan maksimal.
“Tadi kita bicara 100 kapal dari Jawana dan Pantura. Kita belum bicara dengan kapal Rembang, Tegal, Indramayu dan lainnya. Jadi kita harus menyesuaikan kapasitas cold storage, jangan sampai suplai ikan melimpah, tapi kapasitas penampungan tidak memadai,” pungkasnya. (*andi surya)