
Kabarterkini.co.id, Natuna – Bupati Natuna Abdul Hamid Rizal rapat bersama Menko Polhukam RI Mahfud MD beserta rombongannya. Rapat dengan agenda jaminan kesehatan warga Natuna, berlangsung di ruang rapat utama Kantor Bupati Natuna, Jalan Batu Sisir, Bukit Arai Ranai, Kamis malam 6 Februari 2020.
Menko Polhukam RI Mahfud MD dalam paparan mengatakan, kebijakan Pemerintah RI menetapkan Natuna sebagai kawasan observasi 238 WNI dari Wuhan, Tiongkok sudah melalui pembahasan matang. Hanya penempatan itu, tidak dibarengi sosialisasi ke warga Natuna.
Sehingga terjadi miskomunikasi antara Pemerintah Kabupaten Natuna dengan Pemerintah RI. Otomatis timbul penolakan dari warga Natuna. Padahal, WNI dari Wuhan ini, dalam keadaan sehat, tidak terpapar virus Corona. Tapi sesuai standar Badan Kesehatan Dunia atau WHO, tetap harus di observasi selama 14 hari, sebelum dipulangkan ke keluarganya.
“Wajar warga Natuna merasa resah, karena tidak mengetahui tentang kondisi kesehatan WNI dari Wuhan,” papar Mahfud. “Kalau tidak miskomunikasi, jelas warga Natuna akan menerima saudaranya dari Wuhan itu.”
Sementara, WNI dari Wuhan di observasi di Hanggar Barat, Bandara Raden Sadjad Ranai. Lokasi lumayan jauh dari rumah penduduk, sekitar 1,7 kilometer, bukan 5-6 kilometer selama ini dipublikasi media nasional.

“Kami tetap memenuhi tuntutan warga Natuna, membangun Posko Kesehatan dibeberapa titik di Kota Ranai,” ungkap Mahfud. “Dengan pelayanan tenaga medis dan psikiater kesehatan.”
Pemerintah RI, menurut Mahfud, telah meminta Menteri Kesehatan berkantor di Natuna, selama masa observasi berlangsung. Semua itu menjawab permintaan warga Natuna.
“Saya harap warga tetap harus tenang, dan terus memonitor informasi yang benar tentang observasi 238 WNI dari Wuhan di Natuna,” kata Mahfud. “Hindari atau jangan percaya berita hoak atau bohong dari sumber tidak jelas.”
Menteri Kesehatan RI Terawan Agus Putranto mengatakan, atas nama negara, ia menjamin 238 WNI dari Wuhan itu dalam keadaan sehat. Jaminan ini agar dapat menghilangkan keresahan warga Natuna.
“Kemarin kita harus ambil keputusan cepat, supaya dapat persetujuan Pemerintah Tiongkok, mengevakuasi 238 warga negara kita,” cerita Terawan. “Usai evakuasi, kita punya fasilitas obsevasi di kawasan militer, yaitu: Bandara Lanud Raden Sadjad Ranai.”

Observasi di kawasan militer itu, Terawan menilai, jauh dari pemukiman penduduk. Jadi tidak mengganggu aktifitas warga Natuna. “Jadi warga Natuna jangan resah,” katanya. “Saudara kita dari Wuhan itu, dalam keadaan sehat.”
Bupati Natuna Abdul Hamid Rizal telah membuat kebijakan membangun Posko Pengaduan serta Posko Layanan Kesehatan di setiap Puskesmas se-Natuna. Kebijakan ini diambil, demi kepentingan warga kabupaten perbatasan ini.
“Setelah diberi pemahaman tentang kondisi 238 WNI dari Wuhan itu, warga Natuna mulai tidak resah,” kata Hamid. “Warga Natuna juga paham, cara penyebaran virus Corona, selama ini berbeda jauh saat mereka dengar dari kabar-kabar tidak benar beredar selama ini.” (*red)